Bener Meriah – Memasuki pertengahan bulan Maret 2023, harga kopi arabika Gayo mengalami peningkatan.
Kopi arabika Gayo merupakan komoditi unggulan di Dataran Tinggi Gayo (DTG), termasuk di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah yang sebagian besar warganya merupakan petani kopi.
Seiring dengan membaiknya harga komoditi kopi arabika Gayo, berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Bener Meriah.
Namun, dengan membaiknya harga kopi arabika, diharapkan hasilnya bisa dimanfaatkan warga untuk hal-hal yang bermanfaat, bukan lebih mengedepankan sesuatu yang konsumtif.
Hal itu, diingatkan oleh Pejabat Bupati Bener Meriah, Drs. Haili Yoga, M. Si, mengingat kondisi saat ini, selain menjelang bulan Suci Ramadhan, juga berkaitan dengan upaya pengendalian dampak inflasi.
“Dengan meningkatnya harga jual kopi Gayo, tentu dapat meningkatkan kesejahteraan Masyarakat. Dengan harga kopi yang tinggi tentu petani dan pelaku usaha kopi akan mendapatkan penghasilan lebih banyak dari sebelumnya,” kata Haili Yoga.
Menurut Haili, bertambahnya penghasilan itu, berpengaruh pada meningkatnya daya beli masyarakat sehingga bisa menekan laju inflasi. Namun demikian, daya beli dimaksud ditujukan untuk hal-hal bermanfaat bukan justru yang bersifat konsumtif.
“Tentu kita juga harus bersyukur, dengan naiknya harga kopi juga berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Selain itu, kami juga berharap kenaikan harga kopi Gayo, dapat memotivasi petani untuk memaksimalkan kualitas maupun kuantitas kopi arabika Gayo,” tuturnya.
Memasuki pertengahan Maret 2023, harga kopi arabika Gayo mengalami peningkatan. harga kopi dengan kondisi buah merah atau gelondong berkisar antara Rp 19.000,- hingga Rp. 20.000 perbambu. Harga tersebut, juga dipengaruhi oleh kualitas kopi arabika tersebut.
Sejak beberapa pekan lalu, harga kopi arabika Gayo berangsur naik. Dari harga yang sebelumnya berkisar Rp16.000 hingga Rp 17. 000, untuk saat ini, telah menyentuh angka Rp 20.000 perbambunya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Kabupaten Bener Meriah, Khairun Aksa, SE, MM, menyebutkan, meningkatkan harga kopi arabika Gayo disebabkan karena permintaan pasar yang meningkat. Peningkatan permintaan terjadi di tingkat pasar domestik maupun ekspor.
“Karena terdapat 30 negara tujuan ekspor kopi arabika Gayo, termasuk diantaranya Amerika Serikat, Jepang, India, dan daratan Eropa. Sekarang yang menjadi PR kita bersama bagaimana cara kita meningkatkan produktivitas dan menjaga kualitas kopi gayo,” Khairun Aksa.
Berdasarkan data hasil produksi kopi arabika Gayo di Kabupaten Bener Meriah, pertahun mencapai 34 ribu ton/tahun. Sementara itu, berdasarkan datan BPS Tahun 2020, luas lahan perkebunan kopi di Kabupaten Bener Meriah sekitar 48.95 hektar.(Hadi)