Beranda Kota Metro Perokok Pasif dan Sanitasi Buruk Picu Terjadinya Stunting

Perokok Pasif dan Sanitasi Buruk Picu Terjadinya Stunting

83
0
BERBAGI
Reviewindonesia.id- Kegiatan desiminasi audit kasus penurunan stunting tahap l dan tahap ll tahun 2022, yang bertepatan di aula SMK N 2 metro, 06 Desember 2022 

Pelaksana Tugas (Plt) Kadis PPPAPP KB Kota Metro, Wahyuningsih mengatakan bahwa, waspada bahaya stunting mengintai,

banyaknya faktor yang menjadi penyebab stunting, mari simak lebih lanjut mengenai faktor-faktor stunting.

“Faktor-faktor kasus stunting sekitar 95 persen itu ternyata dari orang tuanya yang perokok, perokok pasif tentunya, dan kemudian disitu keluarganya menderita penyakit menular seperti tuberculosis,”ujarnya.

Selan itu, kata Wahyuningsih tentunya kalau orang tua tuberculosis itu efeknya nanti anaknya pasti tertular kalo tidak melakukan intervensi. Sedangkan kalau dia sudah tertular pengobatan tuberkulosis itu lama dan itu nantinya hal-hal yang bisa dilakukan mungkin nanti domain yang mana.

“Tupoksinya OPD mana terus disitu mereka rata rata dari balita yang jarang ke posyandu, nah berarti kita bagaimana supaya, masyarakat kita yang tidak rajin posyandu dan ternyata anaknya stunting,”jelasnya.

“Jadi anti intervensi inilah yang kita bisa gali untuk kedepan kita lakukan intervensi juga disitu tadi disampaikan bahwa lingkungan yang kurang memadahi,”paparnya.

Ia menambahkan rata-rata mereka itu ventilasinya kurang,  santitasinya buruk sarana air minum yang juga begitu, mereka rata-rata pendatang karna ini kan diperkotaan mereka itu dari luar daerah yang datang kesini.

“Ya, sbenarnya barang kali kasus stunting yang itu bisa jadi tidak murni punya penduduk asli warga kita, seperti itulah kita akan bedah lebih dalam lagi untuk bisa menyimpulkan dan nanti kita bisa memberikan rekomendasi bagai mana kedepannya,”ujarnya.

Selain itu,  sasaran ini ada pada rokok, berarti penerapan Perda kawasan tanpa rokoknya bagaimana. 

“Kita sudah ada Perda menyangkut masa depan bangsa kita anak-anak ini dan kita dengan minimnya dana dengan apa yang kita bisa lakukan agar tidak ada lagi kasus stunting kita lakukan diawali dengan tim TPK kita sudah berjalan tim pendamping keluarga dari prakonsepsi kemudian dia harus hamil. Mulai hamil itu kita harus di menejemen dengan baik, ketika dia melahirkan kita awasi dengan benar 1000 HPK intinya itu lah puncak dari pertumbuhan emas dari seorang anak,”tandasnya. (Novallindo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here